photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg  photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg
 

Basic Life Supports (bag.2)

Berikut tahap-tahap dalam melakukan BHD :
  1. Pastikan lingkungan aman, aman buat korban jugan aman buat sampeyan. Jangan sampai sampeyan menjadi korban berikutnya
  2. Cek kesadaran, dengan memanggil (panggil dengan keras, jangan bisikin halus) korban sambil menepuk bahu pasien, "Mas!, Mbak! sampeyan ga popo?
  3. Cek dan lihat nafas korban, bila korban tidak bernafas atau nafasnya tidak normal (tersengal-sengal), segera aktifkan sistem emergency. (teriak minta tolong, telp, pencet bel emergnecy dan sebagainya). "Tolong ada orang tidak sadar di kamar mandi, atau Code blue Carolus lantai dua kamar 17, dsb". Sebutkan secara spesifik, ini perlu untuk penolong berikutnya, jangan sampai korban henti jantung di kamar mandi malah sampeyan mencari di pantri. Pernafasan yang tidak normal mungkin timbul menit pertama sebelum terjadi henti jantung. Penting : Jika sampeyan sendiri, teriak minta tolong, bila tidak ada respon aktif sistem emergency seperti pencet bel emergency, telp sistem emergency dan bawa AED atau defibrilator, jangan bawa yang lain seperti bantal atau selimut.
  4. Cek nadi korban palpasi nadi carotis, jangan nadi femoral! Cara cek nadi, cari lokasi trakea kemudian gunakan dua jari geser antara trakea dan otot leher, disitu ssamppeyan akan merasakan nadi, jangan terlalu di tekan hharus gentle! Rasakan nadi paling tidak 5 detik tapi tidak lebih dari 10 detik, nadi tidak teraba lakukan penekanan dada, Ingat bukan penekiri ya? Untuk satu penolong gunakan rasio 30 kompprresi dan dua kali bbanntuan nafas. Kompresi yang baik tekan kuat dan cepat paling tidak 100 kali/menit. beri kesempatan dada mengembang secara penuh, minimalisir adanya  interupsi, seperti saat kompresi tiba-tiba sampeyan terima sms.
  5. Posisi sampeyan harus di samping korban, jangan diatas atau dibawah, nanti di kira menolong persalinan.
  6. Pastikan korban telentang ditempat yang datar, jika korban tengkurap baringkan dengan tehnik yang benar. Jika dicurigai adanya trauma leher lakukan secara bersamaan kepala dan badan.
  7. Letakkan tangan sampeyan ditengah tengah dada (sternum) korban, tangan yang satunya diatasnya, lengan harus tegak lurus, kemudian lakukan penekanan dengan kedua tangan. Kekuatan penekanan bertumpu pada kekuatan bahu bukan pada lengan tangan. Tekan kuat dan cepat, kedalaman 5cm dan kecepatan 100x/menit. Setiap akhir kompresi biarkan dada mengembang penuh, ini penting karena dengan pengembangan dada yang penuh darah akan mengalir ke jantung (fase diastolik).
  8. Buka jalan nafas dengan tehnik angkat dagu topang dada (head tilt chin lift). gentle ya jangan terlalu mendongak karena jalas nafas akan ketutup.
  9. Berikan bantuan nafas dua kali dengan menggunakan mask to mouth, bag mask to mouth atau gunakan barier bila menggunakan mulut sampeyan.
  10. lakukan kompresi dan ventilasi dengan rasio 30:2 selama 5 kali putaran atau kurang lebih dua menit.
  11. Bila penolong kkedua datang lakukan pergantian setelah 5 kali putaran juga.
Catatan :
  • Bila sampeyan menemukan korban di rumah sakit dan tersedia defibrilator atau AED dan dipastikan korban henti jantung (gambaran ECG ventrikel fibrilasi), sampeyan bisa lakuakan shock langsung.Seperti ppasien ICU yang termonitor.
  • Bila AED atau Defibrilator datang segera lakukan shock, tidak harus menunggu 5 kali putaran.
  • Shock dilakukan setiap 2 menit sekali
Sumber :BLS for Healthcare Providers, American Heart Association, 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Facebook