photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg  photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg
 

Basic Life Supports (bag.1)


Pendahuluan
Dalam bahasa Indonesia yang berarti Bantuan Hidup Dasar(BHD). Dalam kesempatan ini saya coba berbagi ilmu (share) tentang apa itu BHD, dan tahap-tahapnya. Dengan mengerti dan memahami Bantuan Hidup dasar sampeyan bisa menyelamatkan hidup seseorang . Mengenali bagaimana keadaan emergency seperti henti jantung mendadak dan bagaimana meresponnya.

Konsep Kritis
BHD ini telah mengalami berbagai pperkembangan seturut dengan  perkembangan di dunia medis. Ada beberapa hal kritis yang mencakup perubahan tadi.
  1. 1.      Mulailah sampeyan  dengan kompresi kurang dari 10 detik  saat sampeyan mengenali henti jantung. Dengan dilakukan komppresi secepat mungkin akan memberikan sirkulasi darah cepat ke otak, sehingga kerusakan otak di minimalisir.
  2. 2.       Beri ekanan yang  kuat, dan frekuensi  cepat , komppresi yang efektif adalah  dengan memberikan kompresi paling sedikit 100 kali per menit dengan kedalaman   minimal 5 cm untuk dewasa dan maksimal 5 cm untuk anak. Tekanan yang kuat dan efektif akan menghasilkan tekanan darah sekitar 30mmHg-50mmHg.
  3. 3.       Beri kesempatan dada untuk mengembang setiap kali kompresi, dalam arti setiap sampeyan melakukan kompresi jangan di tahan atau tetap memberi tekanan minimal.  Karena dengan masih ada tekanan,  tekanan diatolik tidak maksimal. Tekanan ini sangat penting untuk sirkulasi Jantung itu sendiri.
  4. 4.       Minimalisir adanya gangguan atau interupsi saat kompresi. Coba untuk mengurangi interupsi saat kompresi kurang dari 10 detik. Contohnya saat kompresi ada intruksi  untuk stop untuk cek ritme ECG (Electrocardiography)(ini ada waktu sendiri), atau sampeyan sendiri merasa tidak sreg dengan posisi, berhenti atau berubah-ubah posisi.
  5. 5.       Berikan bantuan nafas yang efektif  titandai dengan adanya pengembengan dada. Baik menggunakan mask to mouth, bag mask atau mouth-to mouth. Yang terakhir ini sudah tidak dianjurkan kecuali dalam keadaan tertentu.Jangan paksakan memberikan ventilasi berlebih, sampeyan lihat dada mengembang itu sudah cukup.
  6. 6.       Hindarkan pemberian ventilasi yang berlebihan. Ventilasi berlebihan sebagian akan masuk ke lambung yang akan meningkatkan tekanan intra abdomen. Akibatnya?

Rantai Penyelamatan

1.       Kenali sedini mungkin henti jantung dan aktifkan system emergency yang ada
2.       Segera laukan CPR(Cardio Pulmonary Ressucitation)  dengan member tekanan pada kompresi dada
3.       Segera lakukan Defibrilasi  baik AED (Automatic External Defibrilation) maupun Defibrilator. Makanya kalau sampeyan sendiri, setelah minta bantuan bawa AED atau Defibrilator. Tapi kalau sampeyan ada temenya, minta temenya untuk memngambil sedangkan sampeyan bisa langsung cek korban.
4.       Bantuan hidup lanjut yang efektif. Mempunyai tim emergency yang solid dan teroganisir
5.       Perawatan post henti jantung yang terintegrasi.

Meskipun urutannya seperti itu, bukan berarti harus dilaksanakan satu persatu secara berurutan, sampeyan bisa lakukan tahap secara bersamaan apabila menemukan korban berdua, satu bisa aktifkan emergency system satu penolong lagi memulai  CPR.

Perubahan
1.Perubahan dalam  urutan dari A-B-C ke C-A-B
Mulai tahun 2010 Panduan AHA untuk  CPR tahun berubah dari A-B-C (airway-breathing-Compression) ke C-A-B ( Compression- Airway-Breathing). Pada urutan sebelumnya terjadi penundaan waktu untuk kompresi karena sampeyan harus melakukan  buka jalan nafas, berikan nafas baik dari mulut ke mulut, dengan pengaman atau alat bantu nafas lainnya. Pada urutan yang terbaru sampeyan bisa lakukan kompresi  segera mungkin. Bantuan ventilasi bisa diberikan setelah 30 kali kompesi dengan begitu sampeyan hanya  mengalami penundaan waktu sekitar 18 detik untuk memberikan bantuan nafas.


2. Tidak ada Lihat Dengar dan Rasakan.(Look –Listen and Feel)
Menurut pengamat tahap ini dihapus karena sampeyan bisa langsung lakukan dua hal bersamaan. Pada Saat sampeyan menemukan korban, sampeyan bisa langsung aktifkan emergency system sambil  mengecek respond dan nafas daripada pasien. Sampeyan bisa langsung lakukan CPR apabila korban tidak sadar atau terlihat nafas tidak normal ((gasping). Setelah sampeyan melakukan komplit satu set kompresi (5 kali putaran)baru buka jalan nafas dan berikan 2 kali bantuan nafas.

Tinjauan Awal daripada Tahap-Tahap BHD
  1. 1.       Penilaian  terhadap  korban. Pastikan pernafasan korban normal atau tidak normal. Jika korban tidak ada respon dan tidak bernafas atau nafas tidak normal(gasping), teriak minta tolong.
  2. 2.       Jika  sampeyan sendiri, aktifkan emergency system dan dapatkan AED atau defibrillator jika tersedia dan dekatkan dengan korban.
  3. 3.       Cek nadi korban( perikas paling tidak 5 detik dan tidak lebih dari 10 detik)
  4. 4.       Jika sampeyan tidak merasakan adanya nadi  dalam 10 detik tadi, lakukan 5 kali putaran kompresi dan bantuan nafas (Rasio 30:2) Dimulai dengan urutan C-A-B tadi.


Tahap-tahap dalam  BHD akan dijelaskan pada judul berikutnya
Disadur dari buku  : BLS for Healthcare Providers, Student Manual, American Heart Association,2010-2011


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Facebook