Pendahuluan
Dalam bahasa Indonesia yang berarti Bantuan Hidup Dasar(BHD).
Dalam kesempatan ini saya coba berbagi ilmu (share) tentang apa itu BHD, dan
tahap-tahapnya. Dengan mengerti dan memahami Bantuan Hidup dasar sampeyan bisa menyelamatkan
hidup seseorang . Mengenali bagaimana keadaan emergency seperti henti jantung
mendadak dan bagaimana meresponnya.
Konsep Kritis
BHD ini telah mengalami berbagai pperkembangan seturut
dengan perkembangan di dunia medis. Ada
beberapa hal kritis yang mencakup perubahan tadi.
- 1. Mulailah sampeyan dengan kompresi kurang dari 10 detik saat sampeyan mengenali henti jantung. Dengan dilakukan komppresi secepat mungkin akan memberikan sirkulasi darah cepat ke otak, sehingga kerusakan otak di minimalisir.
- 2. Beri ekanan yang kuat, dan frekuensi cepat , komppresi yang efektif adalah dengan memberikan kompresi paling sedikit 100 kali per menit dengan kedalaman minimal 5 cm untuk dewasa dan maksimal 5 cm untuk anak. Tekanan yang kuat dan efektif akan menghasilkan tekanan darah sekitar 30mmHg-50mmHg.
- 3. Beri kesempatan dada untuk mengembang setiap kali kompresi, dalam arti setiap sampeyan melakukan kompresi jangan di tahan atau tetap memberi tekanan minimal. Karena dengan masih ada tekanan, tekanan diatolik tidak maksimal. Tekanan ini sangat penting untuk sirkulasi Jantung itu sendiri.
- 4. Minimalisir adanya gangguan atau interupsi saat kompresi. Coba untuk mengurangi interupsi saat kompresi kurang dari 10 detik. Contohnya saat kompresi ada intruksi untuk stop untuk cek ritme ECG (Electrocardiography)(ini ada waktu sendiri), atau sampeyan sendiri merasa tidak sreg dengan posisi, berhenti atau berubah-ubah posisi.
- 5. Berikan bantuan nafas yang efektif titandai dengan adanya pengembengan dada. Baik menggunakan mask to mouth, bag mask atau mouth-to mouth. Yang terakhir ini sudah tidak dianjurkan kecuali dalam keadaan tertentu.Jangan paksakan memberikan ventilasi berlebih, sampeyan lihat dada mengembang itu sudah cukup.
- 6. Hindarkan pemberian ventilasi yang berlebihan. Ventilasi berlebihan sebagian akan masuk ke lambung yang akan meningkatkan tekanan intra abdomen. Akibatnya?
Rantai Penyelamatan
1.
Kenali sedini mungkin henti jantung dan aktifkan
system emergency yang ada
2.
Segera laukan CPR(Cardio Pulmonary
Ressucitation) dengan member tekanan
pada kompresi dada
3.
Segera lakukan Defibrilasi baik AED (Automatic External Defibrilation) maupun
Defibrilator. Makanya kalau sampeyan sendiri, setelah minta bantuan bawa AED
atau Defibrilator. Tapi kalau sampeyan ada temenya, minta temenya untuk
memngambil sedangkan sampeyan bisa langsung cek korban.
4.
Bantuan hidup lanjut yang efektif. Mempunyai tim
emergency yang solid dan teroganisir
5.
Perawatan post henti jantung yang terintegrasi.
Meskipun urutannya seperti itu, bukan berarti harus dilaksanakan
satu persatu secara berurutan, sampeyan bisa lakukan tahap secara bersamaan
apabila menemukan korban berdua, satu bisa aktifkan emergency system satu
penolong lagi memulai CPR.
Perubahan
1.Perubahan dalam
urutan dari A-B-C ke C-A-B
Mulai tahun 2010 Panduan AHA untuk CPR tahun berubah dari A-B-C (airway-breathing-Compression)
ke C-A-B ( Compression- Airway-Breathing). Pada urutan sebelumnya terjadi
penundaan waktu untuk kompresi karena sampeyan harus melakukan buka jalan nafas, berikan nafas baik dari
mulut ke mulut, dengan pengaman atau alat bantu nafas lainnya. Pada urutan yang
terbaru sampeyan bisa lakukan kompresi
segera mungkin. Bantuan ventilasi bisa diberikan setelah 30 kali kompesi
dengan begitu sampeyan hanya mengalami
penundaan waktu sekitar 18 detik untuk memberikan bantuan nafas.
2. Tidak ada Lihat Dengar dan Rasakan.(Look –Listen and
Feel)
Menurut pengamat tahap ini dihapus karena sampeyan bisa
langsung lakukan dua hal bersamaan. Pada Saat sampeyan menemukan korban,
sampeyan bisa langsung aktifkan emergency system sambil mengecek respond dan nafas daripada pasien.
Sampeyan bisa langsung lakukan CPR apabila korban tidak sadar atau terlihat
nafas tidak normal ((gasping). Setelah sampeyan melakukan komplit satu set kompresi
(5 kali putaran)baru buka jalan nafas dan berikan 2 kali bantuan nafas.
Tinjauan Awal daripada Tahap-Tahap BHD
- 1. Penilaian terhadap korban. Pastikan pernafasan korban normal atau tidak normal. Jika korban tidak ada respon dan tidak bernafas atau nafas tidak normal(gasping), teriak minta tolong.
- 2. Jika sampeyan sendiri, aktifkan emergency system dan dapatkan AED atau defibrillator jika tersedia dan dekatkan dengan korban.
- 3. Cek nadi korban( perikas paling tidak 5 detik dan tidak lebih dari 10 detik)
- 4. Jika sampeyan tidak merasakan adanya nadi dalam 10 detik tadi, lakukan 5 kali putaran kompresi dan bantuan nafas (Rasio 30:2) Dimulai dengan urutan C-A-B tadi.
Tahap-tahap dalam BHD
akan dijelaskan pada judul berikutnya
Disadur dari buku : BLS
for Healthcare Providers, Student Manual, American Heart Association,2010-2011
0 komentar:
Posting Komentar