photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg  photo cc532cee-48b0-4304-ab84-5f3a3fad823f.jpg
 

Liverpudlian Boikot Harian The Sun


JANGAN pernah meremehkan kekuatan pendukung tim sepak bola. Tengoklah apa yang dilakukan fan Liverpool yang biasa disebut Liverpudlian, dan fan Cardiff City. Mereka melakukan gerakan boikot koran The Sun selama tujuh hari.
Kampanye digelar di saat strategis yakni saat final Piala Carling di Stadion Wembley, Minggu (26/2).

Boikot itu merupakan luka lama. Diawali oleh tragedi Hillsborough 15 April 1989, surat kabar The Sun menulis tiga sub tajuk utama yang sangat provokatif dan terbukti salah dalam pembuktiannya di kemudian hari.

Fan Cardiff ikut memboikot karena The Sun juga menulis Mike Dye, salah seorang suporter mereka yang tewas, sebagai seorang hooligans. Padahal, kata kubu fan Cardiff, Dye adalah murni pendukung Cardiff.

Total, 20 ribu selebaran dibagikan untuk pendukung Liverpool, dan lima ribu untuk pendukung Cardiff. Pamflet, spanduk,bendera dengan slogan bertajuk "Don't Buy The Sun" terlihat di setiap sudut Stadion Wembley London.

Media sosial seperti twitter dengan #dontbuythesun" pun cukup tinggi. Sebuah hal yang menarik ketika partai final Piala Carling antara Liverpool melawan Cardiff City dibumbui sebuah hal yang berkaitan dengan sejarah dan kecintaan fan terhadap klub tersebut.

Tragedi Hillborough terjadi pada 15 April 1989 di hari pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool kontra Nottingham Forrest. Korban meninggal tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam kecelakaan di stadion dalam sejarah Britania Raya.

Saat itu, pihak panitia pertandingan dan kepolisian dituding ceroboh dalam menghadapi luapan suporter yang tak tertampung di dalam stadion. Bahkan hingga saat ini, tidak ada yang bisa "dipersalahkan" dan dituntut pertanggungjawabannya atas 96 korban meninggal dan 766 korban luka.

Tragedi tersebut diperparah dengan pemberitaan kontroversial dari media Inggris, The Sun. Saat itu mereka menulis dengan tiga sub-judul yang kontroversial.
Pertama, para fans Liverpool yang selamat dituding mengutil barang-barang dari para korban. Kedua, Beberapa suporter Liverpool yang mabuk disebut mengencingi petugas kepolisian. Ketiga, Para fans Liverpool menghalang-halangi petugas untuk memberikan pertolongan pada korban yang berdesak-desakan di dalam stadion.

Pemberitaan itu tak ayal membuat suratkabar The Sun langsung diboikot oleh sebagian besar agen media cetak di Liverpool. Sampai saat ini, disebutkan tidak sedikit fan Liverpool yang masih anti dengan The Sun--kendati media itu sudah berusaha meminta maaf. Angka penjualan The Sun di Merseyside pun terbilang rendah. (Tribunnews)

Komentar Facebook