Kita hitung sejak laga resmi pertama melawan Sunderland di kandang, Liverpool saat itu hanya bermain seri 1-1. Kemudian kemenangan perdana didapat saat melawan Arsenal di Emirates Stadium, yang dilanjutkan kemenangan di kandang Exeter City pada Babak Kedua Piala Liga Inggris.
Lalu poin penuh perdana di kandang diraih atas Bolton Wanderers dengan skor 3-1. Kemudian dua kali kalah beruntun di tandang dari Stoke City dan Tottenham Hotspur.
Momentum itu berubah usai kalah telak dari Spurs, Liverpool tak terkalahkan pada 11 laga terakhirnya di seluruh kompetisi. Mereka mengoleksi tujuh kemenangan dan empat hasil seri.
Sayang empat hasil seri itu justru didapat dari empat laga kandang terakhir di liga. Dimulai saat diimbangi Manchester United 1-1, 'Si Merah' diredam dua tim promosi, Norwich City dan Swansea City, sebelum kembali bermain seri pekan lalu, kali ini dengan Manchester City.
Performa yang justru berbalik 180 derajat saat bermain di luar kota pelabuhan, di mana mereka mampu tampil lebih baik. Contohnya adalah kemenangan 2-0 atas Chelsea di Perempafinal Piala Liga Inggris dinihari tadi, serta 2-1 atas lawan yang sama pada laga Liga Inggris 10 hari lalu.
Menyikapi tren "aneh" anak asuhnya, Kenny Dalglish tidak menganggap Anfield sebagai beban untuk mereka. Menurutnya The Anfield Gank sudah bermain bagus namun memang dewi fortuna belum menghampiri mereka saja.
"Saya tidak berpikir kami bermain buruk di Anfield atau sebaiknya. Hanya saat melawan Swansea, Kami hanya tidak bermain seperti biasa kami lakukan. Kami bisa memenangi laga-laga lain di Anfield," tutur Dalglish di situs resmi tim.
"Kami tidak bisa melakukannya karena kiper lawan bermain sangat bagus saat bertemu kami. Apapun partainya, kami akan tampil sebaik mungkin untuk menang," pungkas Dalglish.
0 komentar:
Posting Komentar